TANPA GLADI RESIK
Kita pasti pernah dengar kata-kata “hidup itu penuh dengan sandiwara”. Setiap kita punya peran masing-masing dari cerita kita. Setiap kita akan menjadi actor utama dan actor pendukung, tergantung cerita itu dilihat dari sisi mana. Untuk cerita diri sendiri, kita akan menjadi actor utama, namun jika kita melihat diri kita dari cerita orang laing, kita sebagai actor pendukung.
Sama halnya ketika kita melihat kepada produksi sebuah film. Para pemain film harus dapat memerankan peranan yang telah dipercayakan untuknya. Peranan yang dipercayakan oleh sutradara itu sedikit banyaknya akan berubah-ubah dipengaruhi oleh situasi. Seperti reaksi kita yang berubah-ubah dari hari kehari yang dipengaruhi oleh keadaan yang ada di sekitar kita.
Semua pemain perlu bimbingan sutradara sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap produksi film. Begitu juga manusia dalam sandiwara kehidupan ini, manusia selalu membutuhkan bimbingan dari tuhan agar mendapat kebenaran dari segala yang dia kerjakan. Agar manusia bisa memerankan peranannya dengan baik.
Namun dalam sandiwara kehidupan ini, tidak dibedakan antara pemain professional dengan pemain amatir. Keduanya akan sama-sama mempunyai kesalahan dan sama-sama membutuhkan bimbingan dari tuhan. Juga tak dapat dipungkiri, dalam peranan masing-masing tetap akan ada bimbingan yang lebih dan dan bimbingan biasa saja dari sutradara. Itu tergantung pemain yang memegang peranannya masing-masing. Makanya sering disebut, manusia itu tak ada yang tanpa dosa (manusia tak luput dari dosa). Tapi dalam sandiwara kehidupan ini, terlalu sering seseorang itu menganggap dirinya pemain professional. Selalu ingin menonjolkan dirinya dan memberikan sesuatu yang sempurna. Namun ingatlah, tak seorang pun dapat tampil sempurna dalam setiap detik yang dia tampilkan. Tak ada gladi resik atau latihan, tapi untuk menjadi sempurnya sutradara kehidupan akan senantiasa membimbingmu.
bintangkesiangan 9:20 pm on Januari 4, 2009 Permalink
tapi aku slalu dapat peran pembantu
bantu ibu masak
bantu ibu habiskan masakannya
bantu ibu kepasar
bantu ibu habisin belanjaan dari pasar
elldaysgallery 3:09 pm on Januari 5, 2009 Permalink
aku juga ..
great v: paling suka bagian ini….. :
Namun ingatlah, tak seorang pun dapat tampil sempurna dalam setiap detik yang dia tampilkan.
jadi buat apa pertahanin sombong dalam tipa detik helaan nafas yang sama sekali tak sempurna………..
ulfiarahmi 7:49 am on Januari 6, 2009 Permalink
“tapi aku slalu dapat peran pembantu
bantu ibu masak
bantu ibu habiskan masakannya
bantu ibu kepasar
bantu ibu habisin belanjaan dari pasar” (bintang kesiangan)
meski hanya bantu-bantu, kan dapet diandelin….
he….
namun semua yang dialkukan tak kan ada yang sia-sia
2ty 3:58 pm on Januari 6, 2009 Permalink
memang, tak ada manusia yang sempurna…
tapi ketika tak ada salahnya qt menuju jln kesempurnaan, pun ia tak ada
memberikan yg terbaik dg sgl daya dan upaya yg qt punya utk orang di sekitar qt. mungkin itu tepatnya..