ketika perjuangan tidak lagi bermakna
Hidup adalah perjuangan. mungkin istilah itu benar-benar udah termasuk dalam kalimat klise yang sering didengar. Jika seorang sahabat sedang bersedih, ayau dalam situasi dan kondisi ujian/tes karena memiliki masalah, pasti kata-kata yang sering disebut untuk menghibur adalah, “Yang tabah ya, karena hidup itu adalah perjuangan…”
dan bla-bla-bla
pokonya klise banget..
namun, salahkah itu?
Nggak, itu nggak salah. Agar kita bisa terus survive di kehidupan ini memang harus ada perjuangan. Perjuangan yang dihadapi bukan hanya perjuangan fisik, tapi juga spirit dan psikis.
pokoknya, semua aspek dalam hidup kita harus diperjuangkan agar kita bisa bertahan. Agar jasmani kita bisa bertahan dengan kekuatannya yang ada, agar jiwa bisa berkontribusi dalam pelogisan tingkah laku, dan agar Spirit bisa menjalankan fungsinya sebagai penghubu8ng manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhannya.
Namun, apakah tujuan dari perjuangan itu hanyalah untuk survive? Hanya untuk bertahan hidupkah? Mungkin anda bisa membenarkan hal itu bila anda seorang atheis yng tidak mengakui adanya kehidupan setelah mati
Tapi jika anda orang yang meyakini adanya kehidupan setelah mati, setidaknya ada sebuah pemikiran dan pertanyaan di nurani ini, “Bagaimana caranya agar nanti saya bisa survive di kehidupan setelah mati?”
Apakah tjuan semua ini hanya akn berakhir dengan kematian? semua pengorbanan, ketakutan, kecemasan, benci, cinta, semuanya akan berakhir begitu saja? jika begitu, berarti selama ini kita melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya, dan tidak akan bisa kita puas dalam menikmatinya.
Mengapa tidak ada manfaat? karena tidak ada retorika makna di dalamnya. makna yang ada hanyalah makna yang tidak terlalu jelas. makna yang abstrak dan tidak abadi.
Buat apa selama ini kita berjuang tanpa ingin mendapatkan makna? Intinya, benarkah semua yang kita lakukan selama ini adalah perjuangan?
Silakan dijawab. Jawaban apapun yang anda lontarkan adalah jawaban yang menentukan jalan anda ke depan. Dan pastikan anda akan mengedit jawaban anda sendiri setelah menuliskannya…
roumink 4:05 pm on Desember 24, 2008 Permalink
hahahahaha…
sangat ingin menjawabnya, tapi tidak bakal ingin mengedit kembali jawaban saia. Huahuauhauauhau….
btw, emang c, hidup itu perjuangan, tapi mahasiswa kok ga lagi berjuang ya?
eh, sory ga nyambung..soalnya masih ‘panas’ soal demo mahasiswa tadi….
hehehehe
meiriza 8:52 pm on Desember 24, 2008 Permalink
ya iyya lahh
pemimpinnya aja lebay…
cuma mau memperjuangkan kepentingan beberapa pihak,
lucunya, ada yang nggak sadar kalo mereka di manfaatkan.
Trus, apa kita betah dengan ke lemoy-an itu?
BEBASKAN MAHASISWA INDONESIA!
elldaysgallery 5:30 am on Desember 25, 2008 Permalink
hdup adalah perjuangan itu jamannya dewa 19 waktu vokalisnya masih ari laso meiriza, sekarang vokalisnya udah once jadi yang ada cuam [erempuan paling cantik dinegeriku Indonesia,
wajar aja ga ada lagi perjuangan di Indonesia,hahaha…….
ga nyambung ya??
ga papa deh…
pagi mit……….
meiriza 10:31 am on Desember 27, 2008 Permalink
Bual Elda, ya, sekarang semuanya lebay untuk hal-hal sedeng aja, yang bikin ketawa sebentar trus nangis…
Dulu, pemimpin kita Soeharto, tapi pas masa2 krisii kita berhasil “lebay”… lebay dalam survive hingga ngejatuhin soeharto yang kayaknya bakal bunuh semua manusia Indonesia (ups, kayaknyaaa…..). Jadi, lebaynya jelas untuk manusia Indonesia..
Sekarang… anda benar saudara elda… KIta lebay ama yang paling cantikseindonesia n yang paling ganteng seantero nusantara…
PARAH DEH!!